Genjot Penuntasan Infrastruktur di AKhir Periode ABM-Enny

  • Bagikan

MAMUJU – Tahun ini merupakan akhir periode pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar-Enny Anggraeni Anwar (ABM-Enny). Di sisa waktu yang tak begitu lama lagi, Pemprov Sulbar berupaya menuntaskan beberapa proyek infrastruktur jalan.

Untuk tahun ini, pekerjaan infrastruktur jalan bersumber dari dua anggaran. Yakni pinjaman anggaran melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021 dan APBD Sulbar tahun 2022.

Untuk PEN tahun 2021, masih ada enam paket pekerjaan yang tersisa. Paket-paket itu masuk alokasi tahap II yang masa pengerjaannya dari Januari hingga Maret 2022. Sedangkan paket dari APBD Sulbar 2022, pekerjaannya hingga akhir tahun nanti.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sulbar Muh, Aksan menjelaskan, PEN tahap II fokus pada pekerjaan di ruas Jalan RE Martadinata Mamuju hingga ke Tapalang Barat. “Sekarang ini sementara berjalan, dan ditarget rampung pada Maret,” terang Aksan.

Namun begitu, saat ini pekerjaan tersebut menemui kendala. Jika berdasarkan perencanaan awal, maka rute jalan yang dibangun akan menyusuri pinggir pantai. Tapi jika dihitung-hitung, pekerjaan itu akan membutuhkan tambahan anggaran dan waktu. Sedangkan jika berdasar pada anggaran yang tersedia, maka rute harus dipotong dan itu melalui lahan kebun warga.

Kepala Bidang Bina Marga PUPR Sulbar Saparang menjelaskan, pengalihan rute jalan di area Tapandullu itu belum juga menemukan jalan keluar. Di sisi lain target penyelesaian PEN hingga Maret. Untuk itu, yang dapat dilakukan adalah mengerjakan titik lain. Sementara untuk urusan pengalihan rute di Tapandullu, dikerja belakangan. “Kita kerjakan yang lainnya dulu. Seperti di jembatan Rangas, sementara pemasangan pancang,”, bebernya.

Dia pun mengaku, persoalan itu menghambat realisasi PEN yang ditarget bisa selesai Maret 2022. Bahkan, menurutnya, upaya mempermulus jalan ke Tapalang Barat bakal tersendat di satu titik tersebut. “Yah ini kan persoalannya, kita tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Kalau kita kerjakan yang akses pantai itu, ini kan pertimbangan abrasi,” ungkapnya.

Diketahui, jika memilih akses bibir pantai dimaksud maka membutuhkan tambahan sekira Rp 21 miliar. Karena itu, pihak PUPR Sulbar mengambil rute sepanjang 1,1 kilometer. Menurut Saparang, tanpa dukungan dari masyarakat, paket bakal dibatalkan. Dan bisa saja anggaran tersebut tidak digunakan.

Rp 30 Miliar dari APBD

Proyek jalan tahun ini, bukan hanya bersumber dari dana pinjaman program PEN. Namun ada juga dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Serta ada pula APBD murni tahun 2022, sebesar Rp 30 miliar. Paket pekerjaan tersebut, merupakan bagian dari prioritas pekerjaan tahun ini.

Paket yang bersumber dari DAK Fisik, yakni ruas jalan Salutambung-Urekang, ruas Lampa-Matangnga dan ruas jalan Matangnga-Keppe. Untuk APBD murni (non DAK), Jembatan Batangnguru Kabupaten Mamasa, ruas jalan Mehalaan- Keppe Kabupaten Mamasa, ruas jalan Alu-Tinambung, dan ruas jalan Mapilli-Piriang.
“Kita belum memegang daftar dari paket jalan itu, nanti pekan depan,” ujar Saparang, Minggu 30 November 2022.

Dia pun menjelaskan, baik pekerjaan jalan yang menggunakan dana dari APBD murni maupun PEN, merupakan satu bagian pada APBD Sulbar 2022. Hanya saja, untuk pertanggungjawabannya tetap dipisahkan. “Dan target penyelesaiannya juga berbeda. Yang bersumber PEN, hanya hingga Maret. Kalau dari APBD murni, itu targetnya sampai Desember 2022,” beber Saparang. (imr/dir)

  • Bagikan